
12 Tim Negara Lolos Piala Asia Futsal Putri 2025
Selain itu ada Indonesia yang turut mewakili tim putri Asia Tenggara. Indonesia memastikan lolos setelah menjadi juara grup dengan nilai sempurna, yaitu sembilan poin dari tiga pertandingan.
Tim asuhan Luis Estrela itu tampil ganas dari tiga laga yang dimainkan di GOR Amongrogo, Kota Yogyakarta. Tiga kemenangan beruntun dan total 22 gol berhasil dilesakkan anak-anak Indonesia.
Hong Kong berada di posisi kedua dengan mengoleksi enam poin. Satu-satunya slot777 kekalahan Hong Kong adalah melawan Indonesia pada laga terakhir yang berujung dengan skor 0-5.
Sementara tiga tim lain yang berasal dari ASEAN adalah Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Piala Asia Futsal Putri 2025 adalah edisi ketiga sejak pertama kali digelar di Malaysia pada 2015.
Iran menjadi negara tersukses dengan koleksi dua gelar juara di dua edisi sebelumnya, yaitu pada 2015 dan 2018. Di dua edisi itu, Iran mengalahkan Jepang di final.
Bagi Indonesia, ini merupakan penampilan kedua di Piala Asia Futsal Putri. Sebelumnya Garuda Pertiwi melakoni debut pada 2018 di Bangkok, Thailand.
Baca Juga : Kenapa Shin Tae-yong Out Sebagai Pelatih Timnas Indonesia?
Kala itu, Indonesia lolos ke perempat final setelah menghuni finis sebagai runner up Grup A di bawah tim tuan rumah Thailand yang menghuni puncak klasemen.
Sayangnya langkah Indonesia kemudian dihentikan Vietnam di babak perempat final dengan skor 1-2. Skuad arahan Luis Estrella diharapkan bisa melangkah lebih jauh di edisi kali ini.
Berikut daftar 12 negara yang lolos ke Piala Asia Futsal Putri 2025:
- 1. China
- 2. Iran
- 3. Jepang
- 4. Thailand
- 5. Indonesia
- 6. Australia
- 7. Vietnam
- 8. Bahrain
- 9. Hong Kong
- 10. Uzbekistan
- 11. Taiwan
- 12. Filipina
Usai memastikan diri lolos ke Piala Asia Futsal Putri 2025, timnas futsal putri Indonesia langsung menargetkan 3 besar untuk event yang dilangsungkan di China 7-18 Mei 2o25 mendatang.
Garuda Pertiwi menyapu bersih 3 kemenangan di grup B Kualifikasi Piala Asia Futsal Putri 2025, 15-19 Januari 2025.
Tampil di GOR Amongrogo Yogyakarta, pasukan Luis Estrela menang 11-3 lawan Kirgistan, 6-0 lawan India dan 5-0 lawan Hong Kong.
Hasil ini membuat Novita Murni dkk lolos ke Piala Asia Futsal Putri 2025 di China dengan status juara grup B kualifikasi.
Pelatih timnas futsal putri Indonesia, Luis Estrela tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
“Ini pertandingan ketiga melawan tim yang cukup baik,” kata Luis Estrela di konferensi pers pasca-laga lawan Hong Kong.

Kenapa Shin Tae-yong Out Sebagai Pelatih Timnas Indonesia?
Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan https://eazycarrentals.com/ yang memimpin Timnas Indonesia sejak 2019, telah membuat berbagai gebrakan dan perubahan dalam dunia sepak bola Indonesia. Namun, keputusan mengenai pemecatannya atau hengkang dari posisi pelatih Timnas Indonesia akhirnya menjadi topik hangat dalam dunia sepak bola tanah air. Keputusan tersebut bukan tanpa alasan, dan beberapa faktor berkontribusi dalam perpisahan tersebut.
1. Kegagalan di Piala AFF 2022
Salah satu alasan utama mengapa Shin Tae-yong akhirnya tidak lagi melanjutkan karirnya sebagai pelatih Timnas Indonesia adalah hasil yang tidak memuaskan di ajang Piala AFF 2022. Meskipun tim asuhannya menunjukkan permainan yang baik di beberapa laga, namun Indonesia harus tersingkir di babak semifinal oleh Vietnam, yang mengalahkan mereka dengan agregat 2-0. Kecewa dengan hasil tersebut, banyak pengamat dan fans sepak bola Indonesia yang mulai mempertanyakan kelanjutan Shin Tae-yong sebagai pelatih, mengingat target besar yang diusung, yaitu meraih gelar juara di ajang tersebut.
2. Kinerja yang Tidak Konsisten di Kualifikasi Piala Dunia
Sebelum Piala AFF 2022, Timnas Indonesia juga menghadapi tantangan besar di babak kualifikasi Piala Dunia 2022. Meskipun beberapa kemenangan diraih, tim Indonesia tetap gagal untuk lolos ke putaran final Piala Dunia. Ini menjadi salah satu evaluasi besar bagi Shin Tae-yong, karena Timnas Indonesia diharapkan bisa lebih bersaing dengan negara-negara Asia yang lebih kuat. Hasil yang tidak memuaskan di kualifikasi Piala Dunia menjadi titik tekan bagi federasi untuk menilai kinerja sang pelatih.
3. Perbedaan Pandangan dengan PSSI
Perbedaan pandangan antara Shin Tae-yong dan PSSI juga menjadi faktor yang memengaruhi keputusan ini. Selama masa kepelatihannya, Shin Tae-yong dikenal dengan pendekatan yang cukup keras, terutama dalam hal disiplin dan mentalitas pemain. Namun, ada kalanya pendekatan tersebut dinilai kurang efektif, mengingat timnas Indonesia memiliki pemain muda yang membutuhkan pendekatan lebih lembut untuk berkembang. Hal ini menyebabkan ketegangan antara pelatih dan federasi sepak bola Indonesia, yang pada akhirnya berujung pada ketidakcocokan dalam visi dan strategi tim.
4. Ekspektasi Publik yang Tinggi
Sebagai pelatih yang diangkat dengan harapan besar, ekspektasi publik terhadap Shin Tae-yong sangat tinggi. Ketika ekspektasi tersebut tidak tercapai, terutama setelah hasil yang mengecewakan di Piala AFF 2022 dan kualifikasi Piala Dunia, banyak pihak mulai meragukan kemampuan Shin Tae-yong dalam mengelola tim nasional. Harapan untuk melihat Indonesia menjadi juara di level internasional semakin meningkat, dan kegagalan untuk memenuhi harapan tersebut membawa tekanan besar bagi sang pelatih.
5. Perubahan Strategi oleh PSSI
PSSI sendiri sedang dalam proses merencanakan perubahan besar dalam perkembangan sepak bola Indonesia. Mereka memerlukan pendekatan yang lebih holistik dalam pengembangan pemain, dan mungkin mereka merasa bahwa kepemimpinan Shin Tae-yong tidak lagi sesuai dengan arah yang ingin ditempuh oleh federasi. Oleh karena itu, keputusan untuk mengganti pelatih mungkin merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk membawa timnas Indonesia lebih dekat dengan prestasi yang diinginkan.
6. Kinerja di Kualifikasi Piala Asia 2023
Salah satu faktor terakhir yang menjadi pertimbangan adalah hasil kualifikasi Piala Asia 2023. Meskipun Indonesia berhasil lolos ke turnamen tersebut, permainan yang ditampilkan tidak sesuai dengan harapan banyak pihak. Banyak yang merasa bahwa timnas Indonesia, yang dipimpin oleh Shin Tae-yong tidak mampu menunjukkan performa yang lebih baik dalam menghadapi tim-tim Asia lainnya.
Meskipun pelatih asal Korea Selatan tersebut telah membawa perubahan signifikan dalam gaya bermain dan fisik pemain, hasil yang tidak memuaskan di beberapa turnamen besar dan perbedaan pandangan dengan PSSI menjadi alasan utama perpisahan ini. Kini, PSSI harus segera mencari pengganti yang dapat membawa Timnas Indonesia ke level yang lebih tinggi dan memenuhi ekspektasi publik.
BACA JUGA DISINI: Format Baru Pada Liga Champions 2024-2025 Yang Memiliki Jadwal Pertandingan Yang Banyak

Format Baru Pada Liga Champions 2024-2025 Yang Memiliki Jadwal Pertandingan Yang Banyak
Format baru Liga Champion (UCL) merasa 2024/2025 tak kembali di awali berasal dari fase penyisihan grup, melainkan berasal dari fase penyisihan liga atau league phase. Sejak tahun ini, UCL diikuti 36 tim, naik berasal dari edisi pada mulanya yang hanya 32 tim. Lantas, apa alasan UEFA menghapus fase grup dan Mengenakan format baru?
Perubahan format dengan penghapusan fase penyisihan grup akan menjadi pembeda UCL merasa musim ini dibandingkan dengan yang sudah-sudah. Pasalnya, fase grup udah dipakai UCL sejak musim 1991/1992 atau sejak pertama kali kompetisi ini menyandang nama Liga Champion. Sebelum itu, UCL yang dikenal sebagai European Cup, gunakan format babak gugur saja.
Perubahan kuantitas peserta UCL merasa 2024/2025 ini juga menjadi kali pertama sejak 2003/2004. Selama 2 dasawarsa, UCL paten gunakan format 32 tim dengan fase grup, sesudah itu babak gugur di awali berasal dari 16 besar.
Dalam rentang 2003/2004 hingga 2023/2024 lalu, keseluruhan 32 tim yang tampil di babak utama, dibagi ke di dalam 8 grup. Berikutnya, 2 tim teratas berasal dari tiap-tiap grup akan tampil di 16 besar. Sementara itu, tim peringkat ke-3 grup akan terjun ke babak gugur atau playoff-gugur Liga Europa (UEL).
Kali ini, tak tersedia kembali fase penyisihan grup. UCL 2024/2025 akan di awali dengan fase liga yang diikuti 36 tim dengan klasemen tunggal. Sebanyak 24 tim teratas akan tampil di fase gugur. Catatan perlu lain, tidak tersedia kembali tim UCL yang akan terjun ke UEL.
Alasan Fase Grup Ditiadakan
Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) menunjukkan bahwa penghapusan proses penyisihan grup menjadi fase liga akan tingkatkan kompetisi UCL. Pasalnya, tiap-tiap tim akan menjajal lawan lebih banyak ketimbang fase grup.
Pada fase penyisihan liga, ke-36 tim di tempatkan di 1 klasemen tunggal. Namun, para peserta tidak akan bersua satu serupa lain. Melainkan, tiap-tiap tim memiliki bagian 8 laga dengan 8 lawan berbeda.
Penentuan lawan didasarkan pada pot unggulan. Ada 4 pot yang diisi 9 tim per-pot. Dengan begitu, tiap-tiap tim akan menghadapi 2 lawan berasal dari 1 pot, atau jikalau dijumlahkan sebanyak 8 lawan berbeda berasal dari 4 pot berbeda.
Total 8 laga yang dijalani tiap-tiap tim di league phase itu meliputi 4 partai home dan 4 partai away. Dengan demikian, tiap-tiap tim di fase penyisihan liga tak akan bersua lawan yang serupa untuk 2 leg. Laga 2 leg baru berlaku di fase gugur yang di awali berasal dari playoff-16 besar serta babak utama 16 besar.
“Hal ini memberi peluang bagi klub untuk menguji diri mereka sendiri melawan lawan yang lebih beragam. Ini juga tingkatkan prospek bagi para fans untuk memandang tim-tim papan atas saling berhadapan lebih kerap dan lebih awal di dalam kompetisi,” tulis keterangan UEFA di dalam laman resminya.
“Hal ini juga akan menghasilkan pertandingan yang lebih homepws.com kompetitif bagi tiap-tiap klub secara keseluruhan,” sambung UEFA.
Konsep league phase ini memang jauh berbeda halnya dengan fase grup. Misalnya, format UCL pada periode 2003/2004 hingga 2023/2024 selanjutnya selagi fase penyisihan di awali dengan 4 tim per-grup. Dalam fase itu, tiap-tiap tim akan meniti 6 laga dengan 3 lawan berbeda. Satu lawan akan dihadapi di dalam 2 leg kandang-tandang.
Perubahan fase grup menjadi fase liga, disebut UEFA juga akan membuat seluruh laga babak penyisihan nanti akan krusial. Untuk lolos ke fase gugur, tiap-tiap tim perlu duduki posisi 24 besar berasal dari 36 tim.
Penentuannya, 8 tim teratas fase liga lolos otomatis ke babak utama 16 besar. Sedangkan tim peringkat 9-16 akan bersua tim peringkat 17-24 untuk fase playoff-gugur. Pemenang playoff-gugur akan lolos ke 16 besar untuk menantang 8 tim teratas tersebut.
“Setiap pertandingan penting. Format liga baru akan menegaskan bahwa hasil apa pun berpotensi merubah posisi tim secara drastis, hingga dan juga pertandingan terakhir,” terang UEFA.
“Menang atau kalah di dalam pertandingan terakhir fase liga mampu menentukan apakah tim lolos otomatis ke babak 16 besar, masuk babak play-off, atau tersingkir berasal dari kompetisi serupa sekali,” sambung UEFA.
Format Baru UCL 2024/2025: Tidak Ada Siklus Sevilla
Perubahan signifikan lain berasal dari format baru ialah tak tersedia bisa saja kembali bagi tim asal UCL terjun untuk mendapatkan second chance di UEL. Pasalnya, tim yang gagal lolos ke fase gugur UCL akan otomatis tersingkir berasal dari kompetisi.
“Tim yang berada di posisi ke-25 atau lebih rendah akan tereliminasi, tanpa akses ke Liga Europa,” tulis UEFA.
Perubahan ini menutup peluang terciptanya siklus unik yang kerap dialami Sevilla. Los Nervionenses yang berstatus sebagai tim tersukses UEL (7 kali juara) ini memang kerap menciptakan keajaiban dengan format lama.
Sevilla di dalam lebih dari satu musim terakhir kerap kali tampil di fase grup UCL. Menariknya, Los Nervionenses justru kerap berkutat di UEL selama periode tersebut. Seperti musim 2022/2023 lalu, mereka menjuarai UEL biarpun sempat tampil di fase grup UCL.
Baca Juga : Dari Penemu Hingga Menjadi Olahraga Paling Populer di Dunia
Pada musim tersebut, Sevilla hanya duduki posisi ke-3 Grup G UCL 2022/2023. Alhasil, Los Nervionenses terjun ke playoff gugur UEL 2022/2023. Sevilla sesudah itu lolos ke final untuk mengondol gelar ke-7 UEL.
Hal yang serupa diciptakan Sevilla musim 2015/2016 silam. Mereka selagi itu menghuni posisi ke-3 Grup D yang membuat Los Nervionenses lolos ke fase gugur 32 besar UEL 2015/2016. Di akhir kompetisi, Sevilla capai gelar UEL. Sevilla tercatat 2 kali terjun ke fase gugur UEL di dalam 3 peluang terakhir tampil di fase grup UCL.
Hal serupa pernah diciptakan Chelsea musim 2012/2013 silam. Kala itu, Chelsea memang tampil di fase grup UCL 2012/2013 lantaran berstatus sebagai juara bertahan UCL 2011/2012.
Mereka sesudah itu hanya duduki posisi ke-3 grup UCL untuk terjun ke fase gugur UEL. The Blues sesudah itu membayar kegagalan di UCL dengan menjuarai UEL musim 2012/2013. Prestasi itu menjadi unik, sebab Chelsea menjadi jawara UCL dan UEL di dalam 2 musim beruntun.
Sejarah yang diciptakan Chelsea mengerti tak akan kembali terulang. Pasalnya, tim juara UCL otomatis akan lolos ke UCL musim berikutnya. Pun demikian, tim berasal dari UCL dipastikan tak akan mampu terjun ke UEL.