Maret 12, 2025

Ligamalaysia | Ragam Hal Menarik Di Dunia Sepak Bola

Mengulik beragam cerita yang terjadi baik dalam lapangan ataupun di luar lapangan sepak bola

Format Baru Pada Liga Champions 2024-2025 Yang Memiliki Jadwal Pertandingan Yang Banyak

Format baru Liga Champion (UCL) merasa 2024/2025 tak kembali di awali berasal dari fase penyisihan grup, melainkan berasal dari fase penyisihan liga atau league phase. Sejak tahun ini, UCL diikuti 36 tim, naik berasal dari edisi pada mulanya yang hanya 32 tim. Lantas, apa alasan UEFA menghapus fase grup dan Mengenakan format baru?

Perubahan format dengan penghapusan fase penyisihan grup akan menjadi pembeda UCL merasa musim ini dibandingkan dengan yang sudah-sudah. Pasalnya, fase grup udah dipakai UCL sejak musim 1991/1992 atau sejak pertama kali kompetisi ini menyandang nama Liga Champion. Sebelum itu, UCL yang dikenal sebagai European Cup, gunakan format babak gugur saja.

Perubahan kuantitas peserta UCL merasa 2024/2025 ini juga menjadi kali pertama sejak 2003/2004. Selama 2 dasawarsa, UCL paten gunakan format 32 tim dengan fase grup, sesudah itu babak gugur di awali berasal dari 16 besar.

Dalam rentang 2003/2004 hingga 2023/2024 lalu, keseluruhan 32 tim yang tampil di babak utama, dibagi ke di dalam 8 grup. Berikutnya, 2 tim teratas berasal dari tiap-tiap grup akan tampil di 16 besar. Sementara itu, tim peringkat ke-3 grup akan terjun ke babak gugur atau playoff-gugur Liga Europa (UEL).

Kali ini, tak tersedia kembali fase penyisihan grup. UCL 2024/2025 akan di awali dengan fase liga yang diikuti 36 tim dengan klasemen tunggal. Sebanyak 24 tim teratas akan tampil di fase gugur. Catatan perlu lain, tidak tersedia kembali tim UCL yang akan terjun ke UEL.

Alasan Fase Grup Ditiadakan

Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) menunjukkan bahwa penghapusan proses penyisihan grup menjadi fase liga akan tingkatkan kompetisi UCL. Pasalnya, tiap-tiap tim akan menjajal lawan lebih banyak ketimbang fase grup.

Pada fase penyisihan liga, ke-36 tim di tempatkan di 1 klasemen tunggal. Namun, para peserta tidak akan bersua satu serupa lain. Melainkan, tiap-tiap tim memiliki bagian 8 laga dengan 8 lawan berbeda.

Penentuan lawan didasarkan pada pot unggulan. Ada 4 pot yang diisi 9 tim per-pot. Dengan begitu, tiap-tiap tim akan menghadapi 2 lawan berasal dari 1 pot, atau jikalau dijumlahkan sebanyak 8 lawan berbeda berasal dari 4 pot berbeda.

Total 8 laga yang dijalani tiap-tiap tim di league phase itu meliputi 4 partai home dan 4 partai away. Dengan demikian, tiap-tiap tim di fase penyisihan liga tak akan bersua lawan yang serupa untuk 2 leg. Laga 2 leg baru berlaku di fase gugur yang di awali berasal dari playoff-16 besar serta babak utama 16 besar.

“Hal ini memberi peluang bagi klub untuk menguji diri mereka sendiri melawan lawan yang lebih beragam. Ini juga tingkatkan prospek bagi para fans untuk memandang tim-tim papan atas saling berhadapan lebih kerap dan lebih awal di dalam kompetisi,” tulis keterangan UEFA di dalam laman resminya.

“Hal ini juga akan menghasilkan pertandingan yang lebih kompetitif bagi tiap-tiap klub secara keseluruhan,” sambung UEFA.

Konsep league phase ini memang jauh berbeda halnya dengan fase grup. Misalnya, format UCL pada periode 2003/2004 hingga 2023/2024 selanjutnya selagi fase penyisihan di awali dengan 4 tim per-grup. Dalam fase itu, tiap-tiap tim akan meniti 6 laga dengan 3 lawan berbeda. Satu lawan akan dihadapi di dalam 2 leg kandang-tandang.

Perubahan fase grup menjadi fase liga, disebut UEFA juga akan membuat seluruh laga babak penyisihan nanti akan krusial. Untuk lolos ke fase gugur, tiap-tiap tim perlu duduki posisi 24 besar berasal dari 36 tim.

Penentuannya, 8 tim teratas fase liga lolos otomatis ke babak utama 16 besar. Sedangkan tim peringkat 9-16 akan bersua tim peringkat 17-24 untuk fase playoff-gugur. Pemenang playoff-gugur akan lolos ke 16 besar untuk menantang 8 tim teratas tersebut.

“Setiap pertandingan penting. Format liga baru akan menegaskan bahwa hasil apa pun berpotensi merubah posisi tim secara drastis, hingga dan juga pertandingan terakhir,” terang UEFA.

“Menang atau kalah di dalam pertandingan terakhir fase liga mampu menentukan apakah tim lolos otomatis ke babak 16 besar, masuk babak play-off, atau tersingkir berasal dari kompetisi serupa sekali,” sambung UEFA.

Format Baru UCL 2024/2025: Tidak Ada Siklus Sevilla

Perubahan signifikan lain berasal dari format baru ialah tak tersedia bisa saja kembali bagi tim asal UCL terjun untuk mendapatkan second chance di UEL. Pasalnya, tim yang gagal lolos ke fase gugur UCL akan otomatis tersingkir berasal dari kompetisi.

“Tim yang berada di posisi ke-25 atau lebih rendah akan tereliminasi, tanpa akses ke Liga Europa,” tulis UEFA.

Perubahan ini menutup peluang terciptanya siklus unik yang kerap dialami Sevilla. Los Nervionenses yang berstatus sebagai tim tersukses UEL (7 kali juara) ini memang kerap menciptakan keajaiban dengan format lama.

Sevilla di dalam lebih dari satu musim terakhir kerap kali tampil di fase grup UCL. Menariknya, Los Nervionenses justru kerap berkutat di UEL selama periode tersebut. Seperti musim 2022/2023 lalu, mereka menjuarai UEL biarpun sempat tampil di fase grup UCL.

Baca Juga : Dari Penemu Hingga Menjadi Olahraga Paling Populer di Dunia

Pada musim tersebut, Sevilla hanya duduki posisi ke-3 Grup G UCL 2022/2023. Alhasil, Los Nervionenses terjun ke playoff gugur UEL 2022/2023. Sevilla sesudah itu lolos ke final untuk mengondol gelar ke-7 UEL.

Hal yang serupa diciptakan Sevilla musim 2015/2016 silam. Mereka selagi itu menghuni posisi ke-3 Grup D yang membuat Los Nervionenses lolos ke fase gugur 32 besar UEL 2015/2016. Di akhir kompetisi, Sevilla capai gelar UEL. Sevilla tercatat 2 kali terjun ke fase gugur UEL di dalam 3 peluang terakhir tampil di fase grup UCL.

Hal serupa pernah diciptakan Chelsea musim 2012/2013 silam. Kala itu, Chelsea memang tampil di fase grup UCL 2012/2013 lantaran berstatus sebagai juara bertahan UCL 2011/2012.

Mereka sesudah itu hanya duduki posisi ke-3 grup UCL untuk terjun ke fase gugur UEL. The Blues sesudah itu membayar kegagalan di UCL dengan menjuarai UEL musim 2012/2013. Prestasi itu menjadi unik, sebab Chelsea menjadi jawara UCL dan UEL di dalam 2 musim beruntun.

Sejarah yang diciptakan Chelsea mengerti tak akan kembali terulang. Pasalnya, tim juara UCL otomatis akan lolos ke UCL musim berikutnya. Pun demikian, tim berasal dari UCL dipastikan tak akan mampu terjun ke UEL.

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.